Rabu, 12 Maret 2014

Gunung slamet,semoga "slamet"

Jakarta (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang semula di level I atau Normal menjadi level II atau Waspada, demikian keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho. "Ini terhitung sejak Senin (10/3) malam pada pukul 21.00 WIB," catat Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa. Sutopo menjelaskan bahwa peningkatan kegempaan yang berasal dari aktivitas Gunung Slamet sudah berlangsung sejak Minggu (2/3). Peningkatan kegempaan itu, katanya, dirasakan di lima kabupaten di wilayah Gunung Slamet, yakni Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga. Tercatat sejak Sabtu (8/3) hingga saat ini PVMBG mencatat telah terjadi 441 gempa embusan dan sembilan kali gempa vulkanik dangkal. "Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik. Rekomendasi masyarakat, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah Gunung Slamet," ujar Sutopo. Peningkatan aktivitas vulkanik terakhir Gunung Slamet terjadi pada Mei dan Juni 2009, yang ditandai dengan keluarnya lava pijar. Berbagai gunung berapi yang saat ini berstatus Waspada, yaitu Slamet, Kelud, Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci. (*) (T.M048/B/M029/M029) 11-03-2014 06:20:24

Jumat, 07 Maret 2014

Menyongsong 'kematian' Windows XP

TRIBUNJOGJA.COM - Setelah 12 tahun digunakan, Microsoft akan segera menghentikan dukungan terhadap Sistem Opreasi (OS) Windows XP. Keputusan ini rencananya akan mulai diberlakukan pada 8 April 2014 mendatang. Setelah batas waktu tersebut, OS yang mulai diperkenalkan di tahun 2001 ini akan sangat rentan terhadap berbagai macam ancaman serangan siber. Wajar saja, Windows XP akan menjadi sistem operasi yang tak dilindungi atau tak bertuan. Salah satunya ditandai dengan penghentian pembaharuan sistem keamanan. Isu ancaman serangan ini bahkan sudah muncul sebelum rencana ini benar-benar direalisasikan. di pertengahan tahun ini, misalnya, sempat muncul kabar bahwa para peretas sedang menanti saat "kematian" Windows XP untuk menyerang OS tersebut. Sebagai gantinya, Microsoft menyarankan pengguna untuk segera bermigrasi ke sistem operasi terbaru semisal ke Windows 7 dan 8. Keputusan ini pun dinilai cukup mengejutkan lantaran ternyata hingga saat ini pengguna Windows XP masih sangat banyak. Di Indonesia sendiri masih ada lebih dari 11 juta komputer yang menggunakan sistem operasi ini. Meski demikian Microsoft akan memberikan sejumlah kemudahan bagi pengguna untuk beralih ke sistem operasi yang lebih baru. Business Group Lead Windows Microsoft Indonesia, Lucky Gani, mengatakan, Selasa (13/5/2013), pangsa pasar Windows XP di Indonesia masih jadi yang terbesar. Menurut data lembaga riset StatCounter, hingga Maret 2013, 42,65 persen komputer di Indonesia masih menjalankan Windows XP. Adapun menurut estimasi Microsoft, dari 26.880.336 komputer di seluruh Indonesia, ada 11.464.463 komputer yang masih menjalankan Windows XP. "Meski penggunanya masih banyak, kita akan mengakhiri Windows XP sampai April 2014. Pengguna diharap migrasi ke Windows 7 atau Windows 8. Keduanya punya sistem keamanan yang lebih kuat," kata Lucky. Sementara data lainnya yang diungkap Spiceworks sebagaimana dikutip dari The Inquirer menyebutkan bahwa sekarang ada sekitar 80 persen ahli IT yang masih menggunakan sistem operasi ini. Setidaknya dalam salah satu komputer mereka. Beijing Desak Microsoft Mengejutkan, sementara kematian Windows XP tinggal dalam hitungan bulan, Pemerintahan China justru mendesak Microsoft untuk tetap mempertahannya. Mereka lebih suka untuk menggunakan ekstensi daripada migrasi ke Windows 8. Sebagaimana dilansir Tech Republic, software Windows XP yang digunakan di China merupakan software asli alias bukan bajakan. Pemerintahan China memang menginvestasikan cukup banyak uang untuk memerangi pembajakan software. Disebutkan bahwa China menghabiskan anggaran hingga 160 Juta Dolar untuk memeroleh lisensi software. Oleh karena itu, masuk akal jika Beijing mendesak Microsoft untuk terus memberikan dukungan terhadap XP. Di sisi lain, China ternyata tercatat sebagai negara yang sangat rendah dalam mengadopsi sistem operasi Windows 8. (kompas.com/The Inquirer/Tech Republic) Terkait #Microsoft